Pertama-tama saya ucapkan syukur kepada Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus , karena sudah di beri kuasa dan karunia yang cukup untuk membuat blog ini . Tanpa bantuanya saya mungkin tidak cukup bias untuk membuat laporan ini. Di laporan ini tercatat banyak hal tentang pengalaman live-in di imogiri yang cukup mengesankan.Banyak pula hal-hal yang saya bias berikan untuk para pembaca laporan ini.Karena dengan membaca kita bias menemukan sesuatu yang baru.Walaupun hanya laporan anak SMA seperti saya,atau bias dibilang hanya perkara kecil. Tapi percayalah jika kita setia pada perkara kecil ini maka kita juga akan setia pada perkara-perkara yang besar .Semoga dengan laporan ini ilmu,pengalaman,dan hati nurani anda ditambah-tambahkan Oleh Tuhan Yang Maha Esa .Selamat membaca blog ini.
Live penting diadakan karena kita harus mengetahui kehidupan diluar kita , dan kita harus belajar dan mengerti sedikit tentang mereka yang kelas,atau tatanan hidupnya berbeda dengan kita . supaya kita juga dapat merasakan kehidupan mereka . Pentingnya juga kita mengerti budaya mereka dan belajar beradaptasi dengan mereka yang hidupnya berbeda dengan kita. Untuk itu live in sangat dipentingkan
Tanggal 7 sampai dengan 13 Februari , semua siswa kelas XI sekolah Bunda Hati Kudus Kota Wisata mengadakan Live In di Desa Wisata Kebon Agung, Imogiri, Bantul, DIY. Perjalanan dimulai tanggal 7 Februari. Seluruh siswa berkumpul dengan barang bawaannya masing-masing di sekolah. Sekitar pukul 3 sore, perjalanan dimulai menggunakan bus milik Handoyo. Dalam perjalanan bus sempat singgah di restoran dan pom bensin. Tidak ada masalah selama perjalanan. Pagi harinya kita sampai di Desa Wisata Kebon Agung. Semua siswa membawa barangnya masing-masing dan berkumpul di depan rumah kepala desa. Kita dihidangkan segelas teh hangat dan kue Serabi. Kemudian kepala desa menyebutkan nama-nama kami dan orang tua asuh kami.
Disana kami serasa di kampung kami sendiri , saat disana pada hari pertama saya langsung pergi ke sawah bersama teman" dan bapak angkat saya , disana saya di ajarkan untuk memarit sawah dan mengumpulkan biji padi bagi pagi yang sudah di parit , saat itu kami berangkat sekitar pukul 10.00 sampai pulang lagi pukul 12.00 . sesudah itu saya tertidur dengan pulas . sampai akhirnya saya bangun sekitar pukul 15.00 dan saya langsung pergi ke sawah lagi. saat itu kami seharian belum tidur, karena kami begadang di bus. disana kami mulai memarit kembali sawah-sawah . lalu akhirnya orang tua kami selesai dan kami pulang kembali pada pukul 17.00.setelah sampai dirumah ibu angkat saya menjamu saya dengan makanan yang cukup enak.
kegiatan selanjutnya adalah terdiri atas menanam padi, menaiki kerbau, membuat gerabah dan melihat proses pembuatan telor asin. Setelah pembagian kelompok kami mendapat giliran pertama untuk menanam padi. Telah disediakan sepetak sawah yang masih kosong yang disiapkan untuk kegiatan ini. Semua anggota kelompok turun ke sawah dan dibagikan segenggam padi yang belum jadi. Dengan bantuan sebatang bambu kami menanam padi dengan urut dan lurus. Kemudian masing-masing anggota kelompok mendapat giliran untuk menaiki kerbau. Kerbau tersebut dikendalikan menggunakan bahasa isyarat. Masing-masing siswa menaiki kerbau tersebut sekali saja dalam satu petak sawah. Setelah kegiatan tersebut selesai, kami pergi ke pendopo untuk melihat kerajinan gerabah. Kita dapat memilih menggunakan cetakan atau membuat sendiri. Banyak yang kagum dengan keahlian sang pembuat gerabah yang dapat membuat guci bermodalkan alas putar biasa. Saya memutuskan untuk memakai cetakan karena mudah dan hasilnya dapat diperbaiki sendiri. Kegiatan ini sempat bertabrakan dengan kelompok lain sehingga kami harus menunggu giliran untuk membuat gerabah milik kami sendiri. Kegiatan ini selesai dengan cepat sehingga kami memiliki banyak waktu untuk beristirahat. Sorenya kami bersiap-siap untuk pergi ke makam raja-raja Imogiri. Jaraknya sekitar 4 Km dari Desa Wisata Kebon Agung. Kita dapat menggunakan pickup atau mengendarai Sepeda Ontel sendiri atau membonceng. Sesampainya di lokasi kami harus menaiki sekitar 450 anak tangga untuk mencapai makamnya. Kemudian saat sampai diatas kami mendengar cerita tentang sejarah pembuatan kuburan tersebut oleh seorang kakek. Kami beristirahat sejenak disana karena lelah atas perjalanan naik ke makam.
Lalu. Kami pergi ke pabrik pembuatan Bakpia dan melihat cara pembuatannya. Kita juga dapat mencoba membuatnya. Kemudian kita mengunjungi pabrik peyek. Disana terdapat dapur besar yang memiliki banyak perapian untuk menggoreng rempeyek. Perapian tersebut masih menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Kita dapat membeli peyek yang dibuat langsung di tempat itu. Tempat berikut yang kita kunjungi adalah pabrik pembuatan kacang Mete. Kita dapat mencoba untuk memecahkan biji kacang Mete dan memakannya setelah direbus. Setelah kunjungan tersebut kita pergi ke bukit. Bukit tersebut mirip dengan Taman Mekarsari namun di dataran tinggi. Menaikinya membutuhkan perjuangan berat dan setelah sampai diatas kita dapat melihat pemandangan ke bawah dengan hamparan sawah dan ladang yang luas. Sorenya kami kembali ke Desa Kebon Agung dan melakukan persiapan untuk makan malam di pendopo. Makanan yang disediakan adalah makanan tradisional yang dihidangkan secara khusus untuk kita. itu adalah makanan yang cukup unik menurut saya . itu semua dihidangkan karena pada hari esoknya kami akan pulang .
Ini adalah hari terakhir kami pamitan pada orang tua kami , dan memberi sedikit kenang-kenganan berupa materi untuk orang tua kami di bantul dan Doa yang cukup , ini adalah pengalaman yang sangat susah dilupakan , banyak yang saya alami dan pengalaman hebat yang saya alami saat live in ini.berakhirlah live-in di desa kebon agung ,
SELAMAT TINGGAL IMOGIRI DAN SAWAH" YANG INDAH DAN JARANG DILIHAT MATA,,
Live penting diadakan karena kita harus mengetahui kehidupan diluar kita , dan kita harus belajar dan mengerti sedikit tentang mereka yang kelas,atau tatanan hidupnya berbeda dengan kita . supaya kita juga dapat merasakan kehidupan mereka . Pentingnya juga kita mengerti budaya mereka dan belajar beradaptasi dengan mereka yang hidupnya berbeda dengan kita. Untuk itu live in sangat dipentingkan
Tanggal 7 sampai dengan 13 Februari , semua siswa kelas XI sekolah Bunda Hati Kudus Kota Wisata mengadakan Live In di Desa Wisata Kebon Agung, Imogiri, Bantul, DIY. Perjalanan dimulai tanggal 7 Februari. Seluruh siswa berkumpul dengan barang bawaannya masing-masing di sekolah. Sekitar pukul 3 sore, perjalanan dimulai menggunakan bus milik Handoyo. Dalam perjalanan bus sempat singgah di restoran dan pom bensin. Tidak ada masalah selama perjalanan. Pagi harinya kita sampai di Desa Wisata Kebon Agung. Semua siswa membawa barangnya masing-masing dan berkumpul di depan rumah kepala desa. Kita dihidangkan segelas teh hangat dan kue Serabi. Kemudian kepala desa menyebutkan nama-nama kami dan orang tua asuh kami.
Disana kami serasa di kampung kami sendiri , saat disana pada hari pertama saya langsung pergi ke sawah bersama teman" dan bapak angkat saya , disana saya di ajarkan untuk memarit sawah dan mengumpulkan biji padi bagi pagi yang sudah di parit , saat itu kami berangkat sekitar pukul 10.00 sampai pulang lagi pukul 12.00 . sesudah itu saya tertidur dengan pulas . sampai akhirnya saya bangun sekitar pukul 15.00 dan saya langsung pergi ke sawah lagi. saat itu kami seharian belum tidur, karena kami begadang di bus. disana kami mulai memarit kembali sawah-sawah . lalu akhirnya orang tua kami selesai dan kami pulang kembali pada pukul 17.00.setelah sampai dirumah ibu angkat saya menjamu saya dengan makanan yang cukup enak.
kegiatan selanjutnya adalah terdiri atas menanam padi, menaiki kerbau, membuat gerabah dan melihat proses pembuatan telor asin. Setelah pembagian kelompok kami mendapat giliran pertama untuk menanam padi. Telah disediakan sepetak sawah yang masih kosong yang disiapkan untuk kegiatan ini. Semua anggota kelompok turun ke sawah dan dibagikan segenggam padi yang belum jadi. Dengan bantuan sebatang bambu kami menanam padi dengan urut dan lurus. Kemudian masing-masing anggota kelompok mendapat giliran untuk menaiki kerbau. Kerbau tersebut dikendalikan menggunakan bahasa isyarat. Masing-masing siswa menaiki kerbau tersebut sekali saja dalam satu petak sawah. Setelah kegiatan tersebut selesai, kami pergi ke pendopo untuk melihat kerajinan gerabah. Kita dapat memilih menggunakan cetakan atau membuat sendiri. Banyak yang kagum dengan keahlian sang pembuat gerabah yang dapat membuat guci bermodalkan alas putar biasa. Saya memutuskan untuk memakai cetakan karena mudah dan hasilnya dapat diperbaiki sendiri. Kegiatan ini sempat bertabrakan dengan kelompok lain sehingga kami harus menunggu giliran untuk membuat gerabah milik kami sendiri. Kegiatan ini selesai dengan cepat sehingga kami memiliki banyak waktu untuk beristirahat. Sorenya kami bersiap-siap untuk pergi ke makam raja-raja Imogiri. Jaraknya sekitar 4 Km dari Desa Wisata Kebon Agung. Kita dapat menggunakan pickup atau mengendarai Sepeda Ontel sendiri atau membonceng. Sesampainya di lokasi kami harus menaiki sekitar 450 anak tangga untuk mencapai makamnya. Kemudian saat sampai diatas kami mendengar cerita tentang sejarah pembuatan kuburan tersebut oleh seorang kakek. Kami beristirahat sejenak disana karena lelah atas perjalanan naik ke makam.
Lalu. Kami pergi ke pabrik pembuatan Bakpia dan melihat cara pembuatannya. Kita juga dapat mencoba membuatnya. Kemudian kita mengunjungi pabrik peyek. Disana terdapat dapur besar yang memiliki banyak perapian untuk menggoreng rempeyek. Perapian tersebut masih menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Kita dapat membeli peyek yang dibuat langsung di tempat itu. Tempat berikut yang kita kunjungi adalah pabrik pembuatan kacang Mete. Kita dapat mencoba untuk memecahkan biji kacang Mete dan memakannya setelah direbus. Setelah kunjungan tersebut kita pergi ke bukit. Bukit tersebut mirip dengan Taman Mekarsari namun di dataran tinggi. Menaikinya membutuhkan perjuangan berat dan setelah sampai diatas kita dapat melihat pemandangan ke bawah dengan hamparan sawah dan ladang yang luas. Sorenya kami kembali ke Desa Kebon Agung dan melakukan persiapan untuk makan malam di pendopo. Makanan yang disediakan adalah makanan tradisional yang dihidangkan secara khusus untuk kita. itu adalah makanan yang cukup unik menurut saya . itu semua dihidangkan karena pada hari esoknya kami akan pulang .
Ini adalah hari terakhir kami pamitan pada orang tua kami , dan memberi sedikit kenang-kenganan berupa materi untuk orang tua kami di bantul dan Doa yang cukup , ini adalah pengalaman yang sangat susah dilupakan , banyak yang saya alami dan pengalaman hebat yang saya alami saat live in ini.berakhirlah live-in di desa kebon agung ,
SELAMAT TINGGAL IMOGIRI DAN SAWAH" YANG INDAH DAN JARANG DILIHAT MATA,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar